Siapa tidak kenal internet ?
Detik ini, nampaknya internet bisa dimasukkan kedalam kategori 'kebutuhan primer'. Bagaimana tidak ?
di era serba online ini sebagian besar dari kita setiap hari menggunakan akses internet. Mula dari yang zero-cost, pasca-bayar, sampai pra-bayar. Tulisan ini tentu tidak akan memuat seluk-beluk internet secara terperinci, namun tentang suatu konsen yang sedang kalian lakukan sekarang. Apa ? Yap ! membaca ! Lalu apa hubungannya dengan internet? Here we go !
Saya setuju dengan image yang mengatakan bahwa melihat identik dengan membaca. Bagaimana tidak, setiap melihat susunan huruf-huruf itu sudah otomatis kita membacanya, bukan?
Mana bisa kita melihat tulisan tanpa membacanya ? .
Mundur ke puluhan tahun yang lalu, saat embrio internet masih dalam pembuahan. Membaca identik dengan buku, sedang buku identik dengan sesuatu yang menyebalkan, membosankan, dan membuat rasa pedas pada lidah kemudian hijrah menuju mata dan satu, dua, tiga, tertidur. Atas pertolongan internet hari ini, entah disengaja atau tidak sebenarnya minat baca masyarakan sangat-sangat ideal untuk ditingkatkan.
Kita ambil contoh E-book. Wujud jelmaan buku Hard-copy dalam bentuk Soft-file ini adalah salah satu alternatif bagi pecinta buku maupun masyarakat yang sangat alergi 'menyentuh' buku. Bagi pecinta buku, E-book adalah salah satu solusi praktis mengekspresikan hasrat membaca mereka. Tidak perlu menenteng buku tebal nan lusuh, tinggal buka laptop atau gadget dan pastikan ada koneksi internet, maka simsalabim! kau tak perlu dimarahi penjaga perpustakaan lagi karena terlambat mengembalikan buku, karena kau sudah 'ajaib' menyimpan buku itu di gadget-mu.
Ketika sebagian memuja E-book. Tapi tunggu dulu, ada pula kaum yang merasa tersingkirkan atas ditemukannya 'buku canggih' ini. Sebut saja pengarang buku yang hard-copy-nya akan berdampak menjadi lebih sedikit lembaran uang karena sudah dibajak para cybercrimer yang bergentayangan di dunia maya. Miris, namun beginilah.
Over all, yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan 'fenomena' ini untuk belajar membaca lebih baik, lebih sehat dan lebih bijak tentunya.
Salam membaca!
Detik ini, nampaknya internet bisa dimasukkan kedalam kategori 'kebutuhan primer'. Bagaimana tidak ?
di era serba online ini sebagian besar dari kita setiap hari menggunakan akses internet. Mula dari yang zero-cost, pasca-bayar, sampai pra-bayar. Tulisan ini tentu tidak akan memuat seluk-beluk internet secara terperinci, namun tentang suatu konsen yang sedang kalian lakukan sekarang. Apa ? Yap ! membaca ! Lalu apa hubungannya dengan internet? Here we go !
Saya setuju dengan image yang mengatakan bahwa melihat identik dengan membaca. Bagaimana tidak, setiap melihat susunan huruf-huruf itu sudah otomatis kita membacanya, bukan?
Mana bisa kita melihat tulisan tanpa membacanya ? .
Mundur ke puluhan tahun yang lalu, saat embrio internet masih dalam pembuahan. Membaca identik dengan buku, sedang buku identik dengan sesuatu yang menyebalkan, membosankan, dan membuat rasa pedas pada lidah kemudian hijrah menuju mata dan satu, dua, tiga, tertidur. Atas pertolongan internet hari ini, entah disengaja atau tidak sebenarnya minat baca masyarakan sangat-sangat ideal untuk ditingkatkan.
Kita ambil contoh E-book. Wujud jelmaan buku Hard-copy dalam bentuk Soft-file ini adalah salah satu alternatif bagi pecinta buku maupun masyarakat yang sangat alergi 'menyentuh' buku. Bagi pecinta buku, E-book adalah salah satu solusi praktis mengekspresikan hasrat membaca mereka. Tidak perlu menenteng buku tebal nan lusuh, tinggal buka laptop atau gadget dan pastikan ada koneksi internet, maka simsalabim! kau tak perlu dimarahi penjaga perpustakaan lagi karena terlambat mengembalikan buku, karena kau sudah 'ajaib' menyimpan buku itu di gadget-mu.
Ketika sebagian memuja E-book. Tapi tunggu dulu, ada pula kaum yang merasa tersingkirkan atas ditemukannya 'buku canggih' ini. Sebut saja pengarang buku yang hard-copy-nya akan berdampak menjadi lebih sedikit lembaran uang karena sudah dibajak para cybercrimer yang bergentayangan di dunia maya. Miris, namun beginilah.
'Tak ada gading yg tak retak' maka 'tak ada internet yang tak ber-cyber'
Over all, yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan 'fenomena' ini untuk belajar membaca lebih baik, lebih sehat dan lebih bijak tentunya.
Salam membaca!
-Hanifah NS-
Hanifah Nitasari, punya obsesi lebih pada 'Lelaki ber-celana Cingkrang'
Hanifah Nitasari, punya obsesi lebih pada 'Lelaki ber-celana Cingkrang'
0 comments:
Post a Comment