Home » » Gunung Merapi kembali Aktif 10 Maret 2014

Gunung Merapi kembali Aktif 10 Maret 2014

Posted by E-Learning on Tuesday, March 11, 2014

Gunung Merapi yang berada di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah (Jateng) bergemuruh. Tak lama, hujan abu tipis pun mengguyur lereng Merapi.

Camat Kemalang, Bambang Haryoko, menyebutkan hujan abu itu berlangsung sekira pukul 06.00 WIB. Hujan itu mengguyur wilayah Desa Sidorejo, Kemalang dan juga Desa Balerante. 

Akibat angin yang berhembus ke arah barat, daerah Balerante mendapatkan dampak yang lebih serius dibanding desa-desa lainnya.

Dia mengatakan sebelum terjadi hujan abu, sejak Minggu malam hingga Senin Dinihari, suara gemuruh sudah terdengar dari puncak gunung teraktif di Indonesia tersebut. 

Kendati demikian, suara gemuruh itu lebih pelan jika dibandingkan dengan gemuruh yang terjadi saat erupsi Tahun 2010 lalu.

"Hujan abu berlangsung sekira 15 menit, akan tetapi berbarengan dengan hujan, sehingga efek yang ditimbulkan tidak terlalu besar," ucapnya, Senin (10/3/2014).
Gunung Merapi kembali Aktif 10 Maret 2014

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, meminta warga di lereng Merapi Kecamatan Kemalang untuk tidak panik menghadapi hujan abu yang ada. Pasalnya hujan abu yang terjadi hanya skala kecil dan status gunung tetap normal.
Kepala BPBD Klaten Sri Winoto menjelaskan, dari hasil pengamatan BPPTK Yogyakarta, diketahui bahwa terjadi letupan kecil di lereng Merapi pada pukul 07.08 WIB. Letupan itu disertai dengan awan hitam setinggi 1.5 meter ke udara.
"Awan hitam itu membumbung tinggi lalu terbawa angin ke arah barat daya, sehingga di wilayah itu terkena hujan abu, namun status gunung saat ini masih aktif normal" ucapnya.
Meskipun demikian, pihaknya meminta agar warga mewaspadai hujan abu yang terjadi. Pihaknya meminta agar warga menggunakan masker agar pernafasan mereka tidak terganggu. Selain itu pihaknya juga bakal mendisitrbusikan masker-masker itu kepada warga yang terdampak hujan abu.
"Masyarakat kami minta tetap tenang, saat ini tim relawan kami terus berkeliling untuk memberikan informasi kepada masyarakat," ucapnya. 

Hujan Abu yang mengguyur lereng Merapi Kecamatan Kemalang, Klaten, pagi tadi membuat warga panik. Warga sempat meninggalkan rumah mereka untuk siap-siap mengungsi.
Camat Kemalang Bambang Haryoko menyebutkan, warga di beberapa Desa seperti Kemalang, Desa Balerante dan Sidorejo sempat keluar dari rumah mereka. Warga itu berkoordinasi dengan warga yang lain untuk menentukan langkah jika terjadi kemungkinan terburuk.
Akan tetapi setelah hujan abu itu mulai reda, kepanikan warga mulai teratasi dan warga mulai kembali ke rumah masing-masing.
"Sempat tadi keluar rumah, menyaksikan kondisi yang ada, apalagi tadi ada asap hitam membumbung dari puncak Merapi," ucapnya, Senin (10/3/2014).
Meskipun demikian, pihaknya meminta agar warga tetap mengikuti setiap saran dari petugas ataupun relawan yang saat ini diterjunkan di Merapi.
"Yang penting warga mengikuti saran para relawan agar tahu perkembangan terkini," ucapnya. 


Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jawa Tengah kembali menakutkan warga. Pagi tadi, tercatat gunung teraktif di Indonesia itu mengeluarkan asap sulfatara setinggi kurang lebih 1,5 kilo dari puncaknya. 
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi DIY, Subandrio menyatakan, kemunculan asap itu muncul karena terpengaruh adanya gempa tektonik berkekuatan 5,4 Skala Richter (SR) di Malang, Jawa Timur.
"Pasca erupsi Merapi 2010 lalu, perut Merapi banyak gas Co2. Saat ada goncangan dipicu kegempaan magma-magma gas Co2 ini naik ke atas sehingga menimbulkan asap Sulfatara," kata Subandrio saat dihubungi, Senin (10/3/2014).
Dikatakannya, kemunculan asap ini sering terjadi pasca erupsi Tahun 2010 lalu. Terlebih, saat ada goncangan atau kegempaan tektonik, Merapi akan berkontraksi meski tidak selalu menimbulkan reaksi langsung.
Subandrio menyampaikan, keluarnya asap sulfatara pagi tadi dibarengi dengan keluarnya debu vulkanik tipis yang menuju arah timur sekira 5-6 kilometer dari puncak.
"Hujan abu tipis ke sektor timur seperti Sidorejo, Balerante, dan Kepoharjo," katanya.
Meski demikian, Subandrio meminta agar masyarakat yang tinggal di kawasan Merapi tidak perlu khawatir karena fenomena alam itu sering terjadi. Dia menegaskan tidak ada peningkatan status Gunung Merapi.
"Statusnya normal, aktif normal, tidak ada peningkatan status Merapi," paparnya. 


source 


Hosting Unlimited Indonesia

0 comments:

Donate Bitcoin :
19QsXRcfUEKW9AVbGkJFB6WJPvn6uRboNr