- UANG, boleh jadi menjadi bagian kecil dari kehidupan
seseorang namun bisa jadi menjadi bagian terbesar dari kehidupan bagi orang
lain. Bagi seorang Musa, uang hanyalah perantara untuk membeli cukup makanan
yang dibutuhkan keluarganya. Namun bagi seorang Qorun uang adlah segalanya,
urat nadinya bahkan jantung hidupnya. Berbicara mengenai uang, seorang dramawan
abad ketujuh belas yang besar di Suriname, Apra Behn, menulis sebuah pepatah
dalam lakon yang berjudul “The Rover” pada tahun 1677. “uang berbicara dalam
sebuah bahasa yang dimengerti semua bangsa.” Nemun bukan sekedar berbicara,
uang juga memberikan pengertian tersebut pada masyarakat manapun yang berhasil
ditaklukannya dengan menundukkan semua institusi dan system lainnya dibawah
kendali uang. Selain itu dalam buku Philosophy of money karya Georg Schimmel
menjelaskan perlunya memahami uang sebagai komponen hidup yang dapat membantu
manusia memahami totalitas kehidupannya. Simmel percaya bahwa orang menciptakan
nilai dengan membuat objek. Sehingga tidak salah jika sampai saat ini uang
menjadi objek yang banyak diburu orang. Melakukan segala seseuatu hanya demi
uang. Banyak orang yang bertengkar karena uang, mengorbankan kehormatannya juga
karena uang, bahkan membunuh juga hanya karena uang. Namun disisi lain orang
juga bisa beribadah (bersedekah) juga kerena uang.
Uang Logam
Sekilas mengenai perkembangan uang besgitu pesat.
Berawal dari revolusi koin bermula pada abad ke-7 sebelum masehi di Lydia,
disitulah pertama kali manusia membuat koin dan dari situlah revolusi besar
uang berawal. Para leluhur bangsa Lydia telah menyadari pentingnya batangan
kecil dalam perniagaan. Lantas mereka membuat pencetak koin pertama tahun
640-630 SM berupa bulat oval seukuran ibu jari orang dewasa dari bahan electrum
yang merupakan campuran emas dan perak yang terjadi secara alamiah. Dengan
membubuhkan elemen di batangan kecil itu guna mengukuhkan nilainya hingga dapat
dipahami semua orang, bahkan orang yang buta huruf sekalipun, dan bangsa Lydia
telah membuka peluang baru dalam perdagangan.
Semasa pemerintahan Croesus menduduki tahta Lyidia
pada 560 SM untuk memerintahnya. Pada masa itu ia mencetak uang tidak lagi
dalam bentuk electrum, melainkan dalam
bentuk perak dan emas. Ia menciptakan koin-koin itu sebagai medium yang digunakan
dalam transaksi jual beli dan dibakukan. Sehingga semua masyarakat pada kala
itu dapat menggunakan koin untuk transaksi jual beli karena telah resmi dengan
label kerajaan tersebut. Berkat koin itu lah revolusi bangsa Lyidia telah
memicu perubahan kepada seluruh dunia. Bahkan setelah bangsa itu runtuh, namun
peninggalan praktiknya masih mereka miliki dan dengan cepat diadopsi
negara-negara lain seperti kawasan Mediterania, Yunani, Arab, dan Cekoslovakia
yang mencadi cikal bakal mata uang di Jerman, Italian, belanda inggris,maupun
spanyol dan menjadi cikal bakal munculnya jenis uang baru, uang kertas.
Perkembangan uang kertas
Perkembangan uang kertas pada masa lampau memang tidak
secepat uang logam. Konon pada abad pertama dan kedua masehi, kaisar Ts'ai Lun
dari Cina membuat kertas pertama dari kulit pohon murbei, yang daunnya sebagai
pakan ulat untuk industry sutra di cina yang indah dan menguntungkan. Sejarawan
marcopolo mencatat bahwa penggunaan uang kertas pertama kali dikenal di Cina
pada masa dinasti tang dengan sebutan uang murbei. Para birokrator cina membuat
uang super besar dan dicap dengansegel merah menyala milik kaisar, lantas
menyandang nilai penuh emas dan perak.
Kehadiran uang kertas di Cina membawa dampak positif
bagi perkembangan uang. Pada saat ini Marcopolo mencatat bahwa uang kertas yang
ada di gunakan pemerintah untuk menari upeti maupun pajak sehingga lebih
ringkas daripada menggunakan koin. Satu lembar uang kertas sama dengan 1000
koin. Menurut Weatheford (1997) keberadaan uang kertas di Cina berfungsi
sebagai bangian sari sitem pemerintah kerajaan dalam mengambil upeti dan
mengekang perdagangan sehat. Sementara dibelahan bumi eropa mencatat raja-raja
eropa juga telah menggunakan uang kertas pada tahun 1250 tetapi tidak ada peninggalannya.
Sementara pada masa Gutenberg di abad pertengahan, teknologi pencetak uang
kertas berkembang pesat di eropa. Beberapa sejarawan eropa justru mencatat
bahwa perkembangan revolusi uang kertas berawal dari eropa.
Terlepas dari siapa pencetak revolusi uang kertas,
pada kenyataannya diakui bahwa uang kertas benar benar memberikan manfaat
hingga saat ini. Penyebaran uang kertas yang begitu cepat apalagi karena
revolusi Amerika dan Inggris yang cukup menonjol dalam perang dunia satu
sehingga penyebarannyapun sampai kepenjuru dunia termasuk negara kita,
Indonesia. Bahkan hingga abad ke-21 ini perkembangan revolusi uang begitu
cepat. Tidak hanya dalam bentuk uang logam maupun uang kertas ketika di simpan
dalam jumlah besar akan membutuhkan tempat banyak, namun kini berkembanglah
alat pengganti uang baik berupa ATM, kartu kredit maupun uang giral yang
berkembang pesat saat ini.
Itulah revolusi uang yang begitu pesat dan memberikan
dampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Keberadaan uang telah menciptakan
perekonomian yang bersatu. Mencakup harga cabai di Madras maupun harga ORI di
Indonesia. Meskipun fluktuasi di bidang politik, tenilogi, agama, bahkan cuaca
bisa berperan penting dalam usaha ekonomi, uang tetap merupakan basis material
bagi keseluruhan system dan membentuk kaitan yang sangat penting dalam
mempertahankan nilai, memfasilitasi pertukaran dan menciptakan perdagangan.
Uang telah menyatukan semuanya dalam system global tunggal. Inilah ikatan yang
tampaknya menyatukan banyak hal dari kita semua saat ini. (Siti
Maesyaroh-Manajemen 2011)
0 comments:
Post a Comment