Home » » Melacak Sejarah Uang

Melacak Sejarah Uang

Posted by E-Learning on Saturday, November 9, 2013


- UANG, boleh jadi menjadi bagian kecil dari kehidupan seseorang namun bisa jadi menjadi bagian terbesar dari kehidupan bagi orang lain. Bagi seorang Musa, uang hanyalah perantara untuk membeli cukup makanan yang dibutuhkan keluarganya. Namun bagi seorang Qorun uang adlah segalanya, urat nadinya bahkan jantung hidupnya. Berbicara mengenai uang, seorang dramawan abad ketujuh belas yang besar di Suriname, Apra Behn, menulis sebuah pepatah dalam lakon yang berjudul “The Rover” pada tahun 1677. “uang berbicara dalam sebuah bahasa yang dimengerti semua bangsa.” Nemun bukan sekedar berbicara, uang juga memberikan pengertian tersebut pada masyarakat manapun yang berhasil ditaklukannya dengan menundukkan semua institusi dan system lainnya dibawah kendali uang. Selain itu dalam buku Philosophy of money karya Georg Schimmel menjelaskan perlunya memahami uang sebagai komponen hidup yang dapat membantu manusia memahami totalitas kehidupannya. Simmel percaya bahwa orang menciptakan nilai dengan membuat objek. Sehingga tidak salah jika sampai saat ini uang menjadi objek yang banyak diburu orang. Melakukan segala seseuatu hanya demi uang. Banyak orang yang bertengkar karena uang, mengorbankan kehormatannya juga karena uang, bahkan membunuh juga hanya karena uang. Namun disisi lain orang juga bisa beribadah (bersedekah) juga kerena uang.
Uang Logam       
Sekilas mengenai perkembangan uang besgitu pesat. Berawal dari revolusi koin bermula pada abad ke-7 sebelum masehi di Lydia, disitulah pertama kali manusia membuat koin dan dari situlah revolusi besar uang berawal. Para leluhur bangsa Lydia telah menyadari pentingnya batangan kecil dalam perniagaan. Lantas mereka membuat pencetak koin pertama tahun 640-630 SM berupa bulat oval seukuran ibu jari orang dewasa dari bahan electrum yang merupakan campuran emas dan perak yang terjadi secara alamiah. Dengan membubuhkan elemen di batangan kecil itu guna mengukuhkan nilainya hingga dapat dipahami semua orang, bahkan orang yang buta huruf sekalipun, dan bangsa Lydia telah membuka peluang baru dalam perdagangan.
Semasa pemerintahan Croesus menduduki tahta Lyidia pada 560 SM untuk memerintahnya. Pada masa itu ia mencetak uang tidak lagi dalam bentuk electrum,  melainkan dalam bentuk perak dan emas. Ia menciptakan koin-koin itu sebagai medium yang digunakan dalam transaksi jual beli dan dibakukan. Sehingga semua masyarakat pada kala itu dapat menggunakan koin untuk transaksi jual beli karena telah resmi dengan label kerajaan tersebut. Berkat koin itu lah revolusi bangsa Lyidia telah memicu perubahan kepada seluruh dunia. Bahkan setelah bangsa itu runtuh, namun peninggalan praktiknya masih mereka miliki dan dengan cepat diadopsi negara-negara lain seperti kawasan Mediterania, Yunani, Arab, dan Cekoslovakia yang mencadi cikal bakal mata uang di Jerman, Italian, belanda inggris,maupun spanyol dan menjadi cikal bakal munculnya jenis uang baru, uang kertas.
Perkembangan uang kertas
Perkembangan uang kertas pada masa lampau memang tidak secepat uang logam. Konon pada abad pertama dan kedua masehi, kaisar Ts'ai Lun dari Cina membuat kertas pertama dari kulit pohon murbei, yang daunnya sebagai pakan ulat untuk industry sutra di cina yang indah dan menguntungkan. Sejarawan marcopolo mencatat bahwa penggunaan uang kertas pertama kali dikenal di Cina pada masa dinasti tang dengan sebutan uang murbei. Para birokrator cina membuat uang super besar dan dicap dengansegel merah menyala milik kaisar, lantas menyandang nilai penuh emas dan perak.
Kehadiran uang kertas di Cina membawa dampak positif bagi perkembangan uang. Pada saat ini Marcopolo mencatat bahwa uang kertas yang ada di gunakan pemerintah untuk menari upeti maupun pajak sehingga lebih ringkas daripada menggunakan koin. Satu lembar uang kertas sama dengan 1000 koin. Menurut Weatheford (1997) keberadaan uang kertas di Cina berfungsi sebagai bangian sari sitem pemerintah kerajaan dalam mengambil upeti dan mengekang perdagangan sehat. Sementara dibelahan bumi eropa mencatat raja-raja eropa juga telah menggunakan uang kertas pada tahun 1250 tetapi tidak ada peninggalannya. Sementara pada masa Gutenberg di abad pertengahan, teknologi pencetak uang kertas berkembang pesat di eropa. Beberapa sejarawan eropa justru mencatat bahwa perkembangan revolusi uang kertas berawal dari eropa.
Terlepas dari siapa pencetak revolusi uang kertas, pada kenyataannya diakui bahwa uang kertas benar benar memberikan manfaat hingga saat ini. Penyebaran uang kertas yang begitu cepat apalagi karena revolusi Amerika dan Inggris yang cukup menonjol dalam perang dunia satu sehingga penyebarannyapun sampai kepenjuru dunia termasuk negara kita, Indonesia. Bahkan hingga abad ke-21 ini perkembangan revolusi uang begitu cepat. Tidak hanya dalam bentuk uang logam maupun uang kertas ketika di simpan dalam jumlah besar akan membutuhkan tempat banyak, namun kini berkembanglah alat pengganti uang baik berupa ATM, kartu kredit maupun uang giral yang berkembang pesat saat ini.
Itulah revolusi uang yang begitu pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Keberadaan uang telah menciptakan perekonomian yang bersatu. Mencakup harga cabai di Madras maupun harga ORI di Indonesia. Meskipun fluktuasi di bidang politik, tenilogi, agama, bahkan cuaca bisa berperan penting dalam usaha ekonomi, uang tetap merupakan basis material bagi keseluruhan system dan membentuk kaitan yang sangat penting dalam mempertahankan nilai, memfasilitasi pertukaran dan menciptakan perdagangan. Uang telah menyatukan semuanya dalam system global tunggal. Inilah ikatan yang tampaknya menyatukan banyak hal dari kita semua saat ini. (Siti Maesyaroh-Manajemen 2011)


Hosting Unlimited Indonesia

0 comments:

Donate Bitcoin :
19QsXRcfUEKW9AVbGkJFB6WJPvn6uRboNr